Jumat, 28 Maret 2014

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli, dapatlah direkontruksi beberapa jenis manusia purba yang pernah hidup di zaman praaksara.

1. Megathropus
Jenis manusia purba ini terutama berdasarkan penelitian von Koeningswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941 yang menemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar. Dari hasil rekontruksi ini kemudian para ahli menamakan jenis manusia ini dengan sebutan Meganthropus paleojavanicus, artinya mnusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia purba ini memiliki ciri rahang yang kuat dan badanya tegap. Diperkitakanmakanan jenis manusia ini adalah tumbuh tumbuhan. Masa hidupnya diperkirakan pada zaman Pleistosen Awal.

2. Pithecanthropus 
Jenis manusia ini didasarkan pada penelitian Egene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, di wilayah Ngawi. Setelah direkontruksi terbentuk kerangka manusia, tetapi masih terlihat tanda - tanda kera. Oleh karena itu jenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini ditemukan di Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus mjokertensis. Jenis manusia purba yang juga terkenal sebagai rumpun Homo Erectus ini paling banyak di temukan di Indonesia. Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup dan berkembang sekitar zaman Pleistosen Tengah.

3. Homo
Fosil jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschoten di Wajak. Penelitian dilanjutkan olwh Eugene Dubois bersama kawan - kawan dan menyimpulkan sebagai jenis Homo. Ciri - ciri jenis manusia Homo ini muka lebar, hidung dan mulutnya menonjol. Dahi juga masih menonol, sekalipun tidak semenonjol jenis Pithecanthropus. Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang. Hidup fan perkembangan jenis manusia purba ini sekitar 40.000 - 25.000 tahun yang lalu. Tempat - tempat penyebarannya tidak hanya di Kepulauan Indonesia tetapi juga di Filipina dan Cina Selatan.

Homo sapiens artinya manusia sempurna baik dari segi fisik, volume otak maupun postur badannya yang secara umum tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Kadang - kadang Homo Sapiens juga diartikan dengan manusia bijak, karena telah lebih maju dalam berfikir dan menyiasati tantangnan alam.Baagaimanakah merekan muncul ke bumi pertama kali dan kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia hingga saat ini ? Para ahli paleoanthropolog dapat melukiskan perbedaan morfologis antara homo sapiens dengan pendahulunya, Homo erectus Rangka Homo sapiens kurang kekar posturnya dibandingkan Homo erectus. Salah satu alasannya karena tulang belulang nya tidak setebal dan sekompak homo erectus.

Hal ini mengindikaiskan bahwa secara fisik Homo sapiens jauh lebih lemah dibanding sang pendahulu tersebut. Di lain pihak, ciri- ciri morfologis maupun biometriks Homo sapiens menunjukan karakter yang lebih berevolusi dan lebih modern dibandingkan dengan Homo erectus. Sebagai misal, karakter evolutif yang paling signifikan adalah bertambahnua kapasitas otak. Homo sapiens mempunyai kapasitas otak yang jauh lebih besar (rata -rata 1.400 cc), dengna atap tengkorak yan gjauh lebih bundar dan lebih tinggi dibandingkan dengan Homo erectus yang mempnyai tengkorak panjang dan rendah, dengan kapasitas otak 1.000 cc.

Segi - segi morfologis dan tingkatan kepurbaannya menunjukan ada perbedaan yang sangat nyata antara kedua spesies dalam genus Homo tersebut. Homo sapiens akhirnya tampil sebagai spesies yang sangat tangguh dalam beradaptasi dengan lingkungannya, dan dengan cepat menghuni berbagai permukaan dunia ini.

Berdasarkan buti - bukti penemuan, sejauh ini manusia modern awal di Kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara paling tidak telah hadir sejak 45.000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, kehidupan manusia modern ini dapat dikelompokan dalam tiga tahapp, yaitu (i) kehiduoan manusia modern awal yang kehadirannya hingga akhir zaman es (sekitar 12.000 tahun lalu), kemudian dilanjutkan oleh (ii) kehidupan manusia modern yang lebih belakangan, dan berdasarkan karakter fisiknya dikenal sebagai ras Austromelanesoid. (iii) mulai di sekitar 4000 tahun lalu muncul penghuni baru di Kepulauan Indonesia yang dikenal sebagai penutur bahasa Austronesia. Berdasarkan karakter fisiknya, makhluk manusia ini tergolong dalam ras Mongoloid. Ras inilah yang kemudian berkembang hingga menjadi bangsa Indonesia sekarang.